Bianglala 3 Warna vs Andrea Hirata

Belum selesai buku-buku baru di lemari bukuku dibaca, sudah ada lagi informasi tentang sebuah buku yang membuatku penasaran. Ah, sekali lagi, dan sekali lagi, seandainya sehari itu terdiri dari 48 jam ... (tapi jam kerjanya sama ya... :P)

Judul buku itu adalah "Bianglala 3 Warna". Pembawa informasinya berinisial "S" dan ditulis dalam sebuah milis tentang wisata dengan inisial... err, jangan deh, ntar ada yang marah. Jika aku tidak salah tangkap Bahasa Indonesia yang disampaikan Mas S di postingnya itu, "Bianglala 3 Warna" ini menelanjangi kebohongan kisah-kisah di "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Singkatnya, novel "Bianglala 3 Warna" ini "keren", menurut Mas S. Tanggapan terhadap posting ini langsung bertubi-tubi (dan cepat) dirilis di milis yang setiap postingnya dimoderatorisasi dulu ini. Pada akhir postingnya, Mas S mengajak mengadakan acara bedah buku "Bianglala 3 Warna".

Sebagai milis yang temanya adalah wisata, aku agak bingung. Bedah buku  "Bianglala 3 Warna" untuk apa? Kalaulah tempat-tempat dan nama-nama yang dikisahkan dalam "Laskar Pelangi" bukanlah kisah nyata, sepanjang ingatanku di dalam "Laskar Pelangi" tidak ada disebutkan bahwa ini merupakan kisah nyata. Namanya juga novel. Suka-suka yang nulis donk. So what gitu lho. Kalaupun Belitong tidak ada dalam peta dunia, tidak ada larangan untuk menulis tentang sebuah tempat bernama "Belitong", bukan?

Sedangkan bahwa Belitong itu merupakan tempat yang sangat indah, itu adalah kenyataan yang aku yakin seyakinnya hanya bisa dipungkiri oleh orang buta. Jadi, kalau mau bikin acara bedah buku, yang mau dibahas itu tentang keberadaan SD Muhammadiyah Gantong yang sebenarnya atau tentang Belitong? Atau lebih parah, tentang kehidupan penulis "Bianglala 3 Warna" yang konon pernah menjadi istrinya Andrea Hirata? Apa ya hubungannya dengan wisata?

Pemandu wisataku ketika ke Belitong menceritakan tentang bagaimana kemajuan Belitong setelah "Laskar Pelangi" laris manis. Dia memperlihatkan jalan-jalan yang baru diaspal. Katanya, dulu pemerintah tidak peduli pada infrastruktur Belitong. Singkatnya, "Laskar Pelangi" telah berjasa dalam memajukan pembangunan Belitong. Kira-kira jasanya "Bianglala 3 Warna" apa ya? Duh, penasaran aku.

Kenyataan lain dari "Laskar Pelangi" adalah gaya penulisannya yang sangat mantap. Sangat hidup. Mungkin saking hidupnya, ada sekelompok orang yang tidak bisa menerima jika yang "hidup" itu tidak ada di dalam kehidupan yang sesungguhnya. Justru di situlah keberhasilan seorang penulis. Hmmm... masih bingung nih. Jadi mau bikin acara bedah buku buat apa ya? Kalau secara wisata, Belitong kan masih tetap indah untuk dikunjungi. Kalau secara sastra, hmmm... seru juga sih. Seru, karena pastinya banyak novel lain yang mentah-mentah fiksi semata. Apa mau dibongkar juga "kebohongannya"?

70 comments:

de yunne said...

Aku juga penggemar berat nya cerita laskar pelangi.
Aku tidak mempermasalahkan novel laskar pelangi kalaupun pada akhirnya memang 100% fiksi.

tapi aku kecewa dengan sesumbar Andrea yang dalam berbagai media mengatakan itu kisah nyatanya, bahkan Seorang Guru dalam cerita itu sampai mendapatkan penghargaan Satyalencana pendidikan dari Presiden RI. Apakah itu bukan kebohongan publik???

Dalam sampul belakang Maryamah kapov pun, CEO bentang pustaka (penerbit novel tersebut) menegaskan bahwa Buku Tetralogi lskar pelangi adalah karya Nonfiksi.
Apakah itu bukan sebuah kebohongan publik???

automidori said...

Jadi kamu yakin 100% bahwa yang dikisahkan dalam Laskar Pelangi itu adalah BUKAN kisah nyata? Berdasarkan apa?

Anonymous said...

sama dunk ama aku...belom juga selesai baca yach buku dilemariku...ehmmm...ada ada aja..udah muncul lagi info buku yg membuat aku..greeegetan...and...saaangaat penasaran...suer kok hehhee...wow B3D (BIANGLALA 3 WARNA)ternyata...oh ternyata...ehmmm...

eit...tunggu dulu...
mungkin ada suatu perbedaan nich...antara kau dan aku...moga mogaan bener yach...:P

dikomen ini aku tidak membahas tentang keindahan pulao belitong...bagiku itu tak penting...yg menarik bagiku novel B3D...mengingatkanku menerawang jaoh...akan perdebatan 2 taon ato 3taon yg silam...antara fiksi dan non fiksi di novel LP (laskar pelangi),penerbit menyatakan dibukunya Maryamah karpov tetralogi LP NON FIKSI,tp banyak pembaca dan pencinta sastra berkomen LP adalah FIKSI...wooww...

menariknya bagiku antara novel LP dan B3W...setelah kubaca abis..." banyak sekali keterkaitan antara novel LP dan B3W...,baik itu tokoh, tempat, maupun photo yg pernah ditampilkan disalah satu TV swasta...
singkat kata dech...kalo saya menarik kesimpulan atas keterkaitan antara LP dan B3W...wooww menarik sekali nie tentang..." IDE DARI CERITA DARI KEDUA NOVEL BAIK ITU LP MAOPUN B3W...".

sehinggah saya bertanya IDE CERITA ROXANA kah itu...!!!???,ato IDE CERITA ANDREA HIRATA KAH ITU..!!??
itu semua hanya waktu yang bisa menjawab...!!!???

maap yach...bang andrea yg guannteng and mbak roxana cuuaantik...,hanya kejujuran kalianlah yg ingin kami dengar...walaupu itu PAHIT...!!???

PESAN MORAL :
jangan sampai kita liat dan mendengar alur cerita dari sebuah novel yg paling laris saat ini yg dikarang oleh maestro kita yg berinisial : JT (jayus tambunan-red),heheehe...

automidori said...

Halo, Anonym.
Thanks buat komennya.

Mungkin aku perlu klarifikasi juga. Dengan menulis ini, aku tidak bermaksud mengatakan bahwa "Laskar Pelangi" itu 100% fiksi atau non fiksi. Kalau dikatakan hanya fiksi semata, berdasarkan apa? Aku sama sekali tidak punya bukti yang kuat selain dari "kata orang" dan buku "Bianglala 3 Warna" itu. Lha, berdasarkan apa aku bisa yakin bahwa "kata orang" dan "kata Roxana" itu lebih jujur daripada Andrea Hirata? Kenal mereka saja aku tidak. Ke Belitong juga baru sekali dan untuk 3 hari 2 malam saja.

Buat aku, "Laskar Pelangi" itu tetap karya sastra yang bermutu tinggi. Sekali lagi, aku melihatnya sebagai sebuah karya dan tidak memusingkan nyata atau tidaknya. Kemudian, buat aku juga, Belitong itu memang sangat indah. Bukan kata Andrea Hirata, tetapi sudah aku lihat sendiri. Lalu, aku baru dengar dari satu narasumber saja, pemandu wisataku, bahwa Belitong maju pesat setelah "Laskar Pelangi" naik daun. Namun, aku sendiri melihat bahwa dulu Belitong itu jarang ada di dalam daftar wajib fotografer. Tapi sekarang? Kalau belum motret di Belitong rasanya masih ada yang kurang sebagai fotografer.

Dan... apa yang aku tulis ini sebetulnya berawal dari postingan dalam sebuah milis di bidang wisata. Tolong dicatat, w-i-s-a-t-a. Buat aku, wisata itu kan bicara tentang suatu tempat. Lha, ini sangat owner milis kan sudah lihat sendiri dan mengakui sendiri keindahan Belitong. Kalaulah ternyata tentang SD Muhammadiyah itu tidak benar diceritakan dalam "Laskar Pelangi", apakah itu mengurangi keindahan Belitong? Ini kan bukan milis hukum atau milis sejarah.

Aku baru baca sekilas "Bianglala 3 Warna", karena uhhh... waktuku cuma 24 jam sehari. Dari yang sepintas itu aku baca, aku lebih suka gaya tulisannya Andrea Hirata. Dalam hal ini, aku rasa tidak ada yang bisa menyalahkanku. Selera.

Dari sekilas yang aku tangkap itu, "Bianglala 3 Warna" itu lebih mengarah ke pembelaan hak asasi wanita. Yah... sekali lagi, aku tidak kenal Andrea Hirata dan Roxana. IMHO, tidak ada jaminan bahwa orang yang pandai menulis, akhlaknya sempurna. Kalau apa yang digambarkan Roxana itu benar, ya bisa aja. Andrea Hirata kan cuma manusia.

P.S.
Emangnya Andrea Hirata ganteng? Kalau dari fotonya sih biasa aja tuh... menurut aku :P

de yunne said...

entah ini bisa di pakai sebagai bukti atau bukan. Novel LP menginpirasiku hingga aku pergi ke Belitung untuk menelusuri jejak sang laskar. Dalam perjalanan ke tempat SD muhammadiyah Gantong aku berteduh di warung kopi karena hujan.. Dan kebetulan sekali ternyata pemilik warung kopi itu istri mantan Guru SD muhammadiyah saat andrea sekolah pak Fahmi.

Ibu itu juga kenal dengan andis/andrea. Dari beliaulah aku mendapat informasi tentang beberapa kebohongan andrea. termasuk didalamnya bahwa dia cuma sampai kelas 2 serta tentang istrinya Roxana.

Berawal dari situ aku mulai mencari info tentang kebenaran cerita itu dari beberapa temenku orang belitung yang kakaknya setingkat dengan Andrea di SMA.

Okelah, kita bisa tak ambil pusing akan kebohongan andrea mengenai cerita LP itu nyata ato nggak.

Tapi bagaimana dengan dia yang tak mengakui istrinya?????? mengaku masih bujang???

automidori said...

Komenku masih sama seperti yang sebelumnya untuk Anonym. Juga tentang hal Andrea Hirata yang kabarnya tidak mengakui istrinya itu.

Sebagai wanita, aku bisa mengerti betapa super duper sakitnya seandainya diperlakukan seperti itu. Namun...:

Bagiku, sekalipun Andrea Hirata menikahi 10 wanita dan mengatakan dia masih bujang, atau nikah cerai 10 kali, atau menghamili anak orang dan tak bertanggung jawab, atau... you name it... Belitong tetap indah. Titik.

Bagiku, sekalipun "Laskar Pelangi" adalah kisah bohong belaka, gaya penulisannya tetap mengasyikkan.

Bagiku, Andrea Hirata bukan tokoh agama dan "Laskar Pelangi" bukan kitabnya. Aku tidak menuntut apa yang diucapkan harus sejalan dengan apa yang dilakukan. Aku lebih kesal pada, maaf kata, yang katanya bulan suci, tapi ngomong jorok.

Anonymous said...

aduh...yg di bahas apaan nie...,jalo soal keindahan belitong dr semua komen komen yg ada...semuanya pada setuju kaya na...soal LP itu fiksi...kaya ne setuju juga...walaupun dulu LP diawal promosinya menyatakan ceritanya memoar ato non fiksi...

tapi bagi aku yg menarik...setelah aku baca abis bianglala 3 warna...dan aku perbandingankan dng cerita LP...byk kesamaan antara tempat dan tokoh tokoh yg diperankan dan alur ceritanya...

jadi bisa kita simpulkan...yg menarik dari ke 2 novel tersebut..." benarkah ANDREA HIRATA DENGAN LASKAR PELANGINYA...MENCURI CERITA DARI ROXANA...(ATO ITU CERITA ROXANA SEBELUMNYA...YG PERANNYA DIGANTI ANDREA HIRATA SEBAGAI " IKAL " DI LP )...ATAU...ROXANA DENGAN BIANGLALA 3 WARNA NYA...HANYA INGIN MEMBUAT SENSASI...,itu kalo saya menilai komplik antara novel LP dan B3W...secara keseluruhannya...,entah itu semua terlepas siapa yg bener ato salah...hanya waktu yg bisa membuktikannya..." yg punya cerita itu semua siapakah ANDREA HIRATA ATO ROXANA...!!!???

dan aku lebih kesal lagi...
gayus kok memutar balikkan fakta yah...kita berharap semuanya pada jujur...walaupun itu akan terasa pahit...

jadi kasus apapun baik itu orang pada bulan suci berkata jorok maupun pro dan kontra yg mengaku IDE CERITANYA antara LP maupun B3W...haruslah menjadi orang yg bener and jujur....sehingga moral dan akhlak kita tetap terjaga...,MERDEKA INDONESIAKU...

bagi LP dan B3W...,selesekan lah kasus kalian...kami hanya butuh kebenaran dan kejujuran kalian...

bagi mbak ROXANA...perjuangkanlah hak mu...kalaupun itu memang hakmu...allah bersertamu...amien

buat bang ANDREA HIRATA...pertahankanlah hak mu...kalaupun itu memang hakmu...allah akan bersamamu...

yg kami perlu adalah kejujuran kalian berdua...(ROXANA & ANDREA HIRATA-red)

By :
DED NIRVANA

de yunne said...

Dari awal aku tidak mempermasalahkan Novel Laskar Pelangi apalagi meragukan keindahan pulau. Hingga detik ini aku pun masih mengakui kalau Novel Laskar Pelangi itu sangat bagus.

Yang aku ungkapkan dari awal adalah kekecewaanku akan kebohongan yang dilakukan penulisnya. Kenapa dia harus mengatakan semua itu kisah hidupnya???

Bisa dibilang aku pengagum Andrea, aku begitu terinspirasi sosoknya. Wajar kan jika pada akhirnya aku merasa kecewa ketika aku tahu yang dia katakan selama ini sebuah kebohongan.

Sekali lagi aku kecewa terhadap ORANGnya bukan KARYAnya.

mungkin bisa dianalogikan denga Ariel peterpan. Penggemarnya mungkin kecewa dengan nya. Tapi dia tetap masih bisa menganggap lagu lagu Peterpan bagus.

lah.. ngelantur sampai kemana mana..

automidori said...

Terima kasih, teman-teman, komennya. Jadi seru yah.

Komenku masih seperti di komen pertama. Tambahannya seperti di komen kedua.

Tambahannya lagi sekarang, aku juga mengagumi Andrea Hirata sebagai penulis. Kagum abis bis, bis, bis. Tapi karena aku mengagumi dia sebagai penulis, bagiku nggak penting soal kehidupan pribadi dia. Errr... intinya sih masih sama dengan di komenku yang kedua. Itu kalau aku lho ya... Kalau aku mengagumi dia sebagai seorang tokoh agama, baru deh lain lagi ceritanya.

Bisa pula aku contohkan begini. Iman yang aku yakini jelas tidak sama dengan yang diceritakan dalam seluruh novel-novelnya Andrea Hirata. Tapi bagiku itu sama sekali tidak masalah. Aku tidak pernah mempertanyakan apakah iman yang diceritakan dalam novel2-nya itu benar atau tidak.

Nah, sama seperti aku tidak mempermasalahkan benar tidaknya iman yang dia anut, aku juga tidak mempermasalahkan bagaimana kehidupan pribadi penulisnya. Mau dia pernah bilang A terus ternyata kata orang yang benar adalah B, dia tetap penulis yang hebat di mata aku. Sama seperti halnya juga Belitong tetap indah di mataku.

Hampir sebagian besar kita punya bintang pujaan. Bintang pujaan itu bisa seorang petenis, penyanyi, penulis, pembalap... apalah. Kalau kita menuntut setiap bintang pujaan kita itu hidupnya jujur, bermoral tinggi, dsbnya, bisa capek sendiri kita. IMHO sih begitu. Soalnya yang dipuja manusia sih.

Dan lagi, memangnya kalau tidak ada berita2 miring tentang bintang pujaan itu, artinya kehidupan bintang pujaan itu sempurna? Mana kita tahu? Memangnya kita serumah sama dia? Orang serumah aja bisa menyimpan rahasia yang paling hitam.

Kalau aku sih, aku tidak mau membiarkan kenikmatanku menikmati karyanya Andrea Hirata dicemari oleh "sebuah berita".

Aku pun tidak rela semangat orang berwisata ke Belitong dicemari oleh sebuah milis wisata yang mau bikin acara bedah buku yang katanya menelanjangi kebohongan "Laskar Pelangi" yang kebetulan setting-nya di Belitong.

Jangan-jangan nanti malah ada yang bertepuk sorak karena tujuannya tercapai.

automidori said...

Kalimat terakhir di komen terakhirku di atas itu lebih tepatnya "Jangan-jangan nanti malah ada yang bertepuk sorak karena usahanya berhasil."

Lalu tentang "ide cerita", terus terang aku belum baca tuh "Bianglala 3 Warna". Baru baca sepintas di Gramedia gara-gara baca postingan di milis wisata itu. Dari baca yang sepintas itu aku malah tambah merasakan bagusnya tulisannya Andrea Hirata. Ibaratnya mungkin begini: Waktu makan mangga yang manis, kita tahu mangga itu manis. Tapi jika setelah itu kita makan mangga yang asam, kita akan semakin merasakan betapa manisnya mangga yang pertama.

Setahuku di dunia binis ada strategi membuat 2 macam kualitas barang dengan merek yang berbeda. Padahal induk perusahaannya dia-dia juga. Kalau dia hanya membuat 1 macam barang dengan kualitas 100%, konsumen mengerti bahwa kualitasnya bagus, tetapi kurang mengerti seberapa bagusnya. Setelah konsumen disuguhi dengan yang 80% bagusnya, barulah konsumen sadar bahwa produk pertama tadi bukan cuma bagus, tetapi 100% bagus.

Perusahaan ini juga akan "beruntung" dalam jangka panjang jika ada pesaing yang berusaha meniru produknya tetapi dengan catatan, tidak bisa menyamai level kualitasnya. Dengan produk tiruan yang kualitasnya kurang itu, si pesaing malah membuka mata pasar akan tingginya kualitas produk perusahaan pertama.

Nah... :P

me said...

Aku baru selesai baca bianglala 3 warna...
aku setuju dengan postingan mbak..
selama ini aku sangat mengagumi tetralogi LP. Dari pertama kali keluar aku tau ini hanya novel dan dimana-mana novel itu hanyalah cerita fiksi, jika kemudian Andrea seolah-olah mengatakan bahwa ini adalah jalan hidupnya, aku ngga masalah..begitupun jika di sisi lain Roxana mengklaim kalau LP adalah kisah hidupnya yg dicuri oleh Andrea, yah silakan saja...
Yang pasti jika membandingkan karya keduanya (terlepas dari masalah apakah ide tersebut terlontar pertama kali dari siapa) aku tetap memfavoritkan LP.
Pembaca indonesia sekarang sudah pintar, mereka mencari karya2 bermutu dan bisa mengambil kisah yg terpapar dengan sendirinya, ngga usah digembar gemborkan kalau ini kisah asli, pengakuan, bla..bla..bla..sudahlah...
biarkan hanya mereka berdua yang tahu kenyataannya.
Oia, aku merasa Andrea tidak melakukan kebohongan publik. Sejak semula dikatakan novel ini based on true event dan kalau aku baca dari Bianglala 3 Warna, bagian dimana yg menurut Roxana itu "dicuri" dari kisah hidupnya hanya sebagian kecil saja kok...ga masalah,,,ide bisa didapat dari mana saja kan?
malah satu hal yg aku ngga suka, Roxana menggambarkan Andrea (di bianglala namanya jadi Ardian) adalah sbg sosok yg kejam...hm
kenapa bermasalah?karena buku ini jenisnya Memoar yg artinya non fiksi, jadi memang ada tujuan tertentu Roxana membuat buku ini...
yah,,,we'll see then

automidori said...

Thanks "me" buat komennya. Jadi inget nih, tapi lupa siapa yang bilang. Katanya, tidak ada fiksi yang 100% fiksi. Artinya, sefiksi-fiksinya, sekian persen dari kisah itu pasti ada nyatanya a.k.a. pernah terjadi. Dari suatu kejadian itulah penulis berimajinasi, mengembangkan ide, dan jadi novel. PASTI pernah ngeliat sesuatu atau mengalami sesuatu.

Contoh sederhana begini. Suatu hari seorang ibu yang sudah renta, dengan tertatih-tatih naik ke angkot yang sedang kutumpangi. Dia berpesan pada supir angkot agar berhenti di depan puskesmas. Mungkin sadar giginya sudah ompong semua sehingga bicaranya kurang jelas, ibu ini mengulangi pesannya setiap satu menit sekali. Ibu-ibu lain di dalam angkot berdecak-decak, "Ke mana sih anaknya? Koq dibiarkan ke puskesmas sendiri?"

Ini kejadian betulan lho ya! Nah, sekarang selama aku duduk di angkot dan menyaksikan semua kejadian itu, bisa saja aku lalu mengarang cerita tentang seorang ibu renta yang sebatang kara. Anaknya merantau jauh. Suaminya sudah tiada. Dan seterusnya, dan seterusnya. Yang dan seterusnya sampai habis adalah fiksi belaka. Namun, bahwa pada suatu hari pernah ada seorang ibu renta naik angkot seorang diri hendak ke puskesmas, itu kejadian nyata. Apakah aku bisa dianggap berbohong tentang ibu renta ini?

Oh ya, waktu aku melangkahkan kaki ke Gramedia, niatnya itu sebetulnya mau beli "Bianglala 3 Warna". Tapi setelah baca sekilas dan aku baca juga tuh tentang Ardian yang sudah bisa kutebak langsung pasti maksudnya Andrea, urunglah niatku itu untuk membeli. Selain itu ya gaya tulisannya itu malah membuatku jadi tambah kangen tulisannya Andrea Hirata. Nantilah kalau aku sudah baca semua karyanya Andrea Hirata, mungkin akan kubaca Bianglala 3 Warna itu.

Meskipun begitu, sekali lagi, kalau ternyata memang Andrea Hirata itu telah melakukan yang kurang pantas pada seorang wanita, aku tak punya bukti secuil pun bahwa dia tidak mungkin seperti itu. Manusia itu kompleks. Manusia tidak ada yang sempurna. Yang menulisnya sempurna tidak berarti menjalani hidupnya juga sempurna, bukan?

Anonymous said...

aduh...aduh...mbak mbak and mas mas...,apa seh yg kita bahas disini...

kalo soal LP suatu kebinggungan antara penerbit and andrea hirata...disuatu sisi dulu andrea pernah bilang di stasiun TV...LP adalah memoar ato non fiksi...itupun dengan pembuktian tokoh tokoh...seperti buk muslimah and teman teman nya yg ditampilkan...setelah itu kita sebagai penikmat sastra banyak ke fiksian yg ada dalam LP...trus dengan banyaknya dentuman dentuman yg ditanyakan penikmat sastra..andrea pun bilang itu fiksi setelah buku ini best seller...tp penerbit tetep dibuku terakhirnya menyatakan novelnya non fiksi...kronologisnya seperti itu berkembang...

trus ada ada isu dari ROXANA entah itu sensasi ato bukan...hanya waktu yg bisa menjawab yg sebenarnya...seperti :
1. Roxana mengaku...LP adalah karyanya dia yg telah dicuri andrea baik pelaku dan tokoh yg ada di LP digantilah peranan sebagai ikal...begitu kalo kita mengacu dari buku BIANGLALA 3 Warna...itu semua versinya ROXANA...terlepas itu benar ato tidak benarnya...buku B3W telah terbit...dan hanya waktu yg membuktikan itu semua...gampanganya gini kalo LP karya kamu terus aku curi dan tokohnya aku ganti dengan diriku...apa yg akan km rasakan...!!!???
2.lagi lagi...versinya ROXANA...adanya pernikahan yg sah yg di batalkan...yg ada setahu saya orang yg telah menikah...kalo memang tidak sejalan lagi hanya ada PERCERAIAN...,itu semua terlepas salah ato benarnya...itu hanya waktu yg membuktikan..apakah adrea yg mengaku bujangan bener ato kah ROXANA hanya mencari sensasi aja...!!!???, sekarang aku bertanya gmana kalian mendapat kasus seperti itu...!!!??
3. ini lg karna kita mengacu pada BIANGLALA 3 WARNA...andrea itu sekolah di SD muhammadiyah gantong itu hanya sampai kelas 2 SD...selanjutnya pindah kesekolah negri sampai tamat...,aku bertanya lagi kekalian..gimana tau persis kegiatan kegiatan mereka ikut karnaval 17 agustusan, cerdas cermat dan mendapatkan penghargaan seperti PIALA...ini mengacu loh pada buku bianglala 3 warna and bedah buku kegiatan yg roxana lakukan...,tanya lagi..gimana tanggapan kalian kasusnya seperti ini...cukup kita bahas 3 itu aja...karna kalo kita teliti masih banyak yg disampaikan dari buku B3W...

kalo masalah LP...aku mengakuin dari gaya bahasa dan karyanya top bangeeett...baaaaaaaagusss...jd gak masalah dengan karyanya...gitu loh maksudnya....

cuman...yg aku tanyakan TANGGUNG JAWAB MORALNYA....!!!??? apalagi andrea sudah menjadi tokoh pujaan terutama tentang PENDIDIKAN...,yg aku butuhkan cuman kejujuran dan berjiwa besar...kalo benar yg diungkapkan ROXANA...seperti IDE CERITA, BAHWA DIA BUKAN BUJANG ( PERNAH MENIKAH ), ANDREA TIDAK MENYELESAIKAN SEKOLAHNYA DI SD MUHAMMADIYAH...dll aku akan bangga seperti itu, kalopun versinya ROXANA yg diungkapkan tidak benar...yah mbok DIBANTAH...,yg kita butuhkan dari seorang tokoh adalah MORAL...setuju gak...!!!???

kronologisnya seperti itu...kalo kita mengacu pada B3W...

ini semua terlepas sapa yg bener dan sapa yg salah...aku se netral mungkin...jujur aku suka sama buku buku karya andrea hirata...sampai dah 5 buku dia aku beli...tp bagi aku menilai seseorang dengan moral nya...dan kejujurannya...

sekali lg yg aku tulis ini se netral mungkin...aku pengemar karya andrea...pesan moral nya masuk..., mudah mudahan isu yg berkembang ini andrea yg bener kalo pun roxana yg bener...tolong dunk bank andrea tanggong jawab moralnya...

ded nirvana

automidori said...

Ded,

Apa yang dibahas? Yang dibahas ya seperti yang tertera di dalam posting.

Anonymous said...

oh...ho...cuman membahas yg shuni ingin ke indahan pulau belitung..bukannya lebih tajam lg membahas tentang buku B3W...yg digemborkan penyakalan penyakalan yg ada di novel LP...TERLEPAS ITU BENAR ATO SALAHNYA..EHHEHEE...

ok lah kalo begitu..
AKU SETUJU BANGET BELITUNG ADALAH SALAH SATU PULAU TERINDAH YG ADA DI INDONESIA...HAHAAHA...


ded nirvana

automidori said...

Ded,

Kalau pandanganku tentang novelnya sendiri, rasanya sudah panjang lebar aku ungkapkan di dalam komen-komenku di sini. Demikian pula pandanganku tentang penulisnya.

Namun aku juga menghargai mereka yang berpandangan lain. Silahkan komen di sini sepuasnya. Teman-teman lain yang mau menanggapi juga silahkan. Mau menuntut pertanggungjawaban dari Andrea dan atau Roxana juga silahkan. Sayangnya seperti sudah kusampaikan, aku nggak kenal mereka. Kalau kenal, bisa kusampaikan tuntutannya ;-)

jenny said...

perkenalkan, saya penggermar andrea hirata, dan saya mengetahui sedikit tentang andrea-rox cuma dari infotainment.

tapi itu tidak melunturkan objektivitas saya, meski seperti de yunne, anonymous dan semua penggermar andrea, dia adalah inspirasi kita untuk belajar keras, bekerja keras, sekolah dan tetap nrendah hati, nilai2 yang dia usung dalam novelnya.

tidak mungkin seorang yang begitu inspirasional -setiap yang sudah baca novelnya pasti akan mengakui hal itu- adalah seorang yang bersifat jelek sekali, bejat dll.

tapi MUNGKIN saja dia berbohong soal kisah hidupnya.

nah, kita semua kan ingin tahu, dia bohong atau jujur?

segala hal tentang karyanya fiksi/nyata? asli/curian? nikah cerai/bujang? sangat sulit kita ketahui kebenarannya karena kita gak bisa tanya langsung ke orangnya DAN YANG LEBIH PENTING andrea/rox bisa bilang apa saja, tapi tetap saja hanya TUHAN yang tahu.

soal "kemungkinan andrea bohong karena dia cuma sampe kelas 2 sd dst dst ... asli kata istri mantan guru sdnya..." gimana kalo istri mantan guru itu yang berbohong?

seseorang yang menjadi populer, karyanya dibaca banyak orang, dicetak berkali2, masuk tv, dll, membuat banyak orang yang iri, semua orang bisa bilang apa saja, tapi di sisi lain kesalahan2 masa lalu tokoh tersebut akan memberatkannya.

dalam menanggapi konflik antar artis -dalam hal ini andrea/rox juga artis- saya berpedoman tidak akan percaya begitu saja pada apa yang dikatakan media, bahkan pada apa yang mereka katakan, karna saya tidak peduli masa lalu dan jalan hidup mereka selama mereka berkarya dengan bagus dan menginspirasi saya, saya akan membaca karya mereka.

automidori said...

Salam kenal, Jenny.
Aku pribadi setuju sama semua yang kamu ungkapkan. Dan paling suka alineamu yang terakhir.

Anonymous said...

hehehee...sebenarnya apa seh yg kita bahas disini...yg punya posting ini ato blog ini pengen membahas TENTANG KEINDAHAN BELITONG aja...saya bilang sangat setuju...BELITONG ITU ADALAH PULAU YG INDAH BUUANGEEEt...

tp kalo melihat dari komentar de yunne, jenny ,me, maupun suni..ini berkembang bahasannya bukan keindah pulau belitong lagi...tapi sudah mencakup JUDUL DARI LP VS B3W...betul gak...!!???

sebenarnya yg saya angkat setelah saya baca bianglala 3 warna...saya mengambil kesimpulan dari isi B3W...apa yg disampaikan dan pesan moral apa yg diinginkan...begitu ceritanya...jadi bagi yg komen disini SEBELUM MEMBACA BIANGLALA 3 WARNA...maap ya itu semua tidak akan tau...pesan apa dan apa sebenarnya yg di inginkan oleh si penulis (ROXANA)

kalo hanya membahas LP...kita pasti setuju banget kayanya semua yg ada di komen ini...gak ada yg akan bernada miring bahwa karya andrea h untuk laskar pelangi nya jelek buaanget...setuju gak semua yg komen disini LP adlah karya paling bagus sedunia...pasti setujukan...!!!???,,hehehehe...

cuman yg kita bahas disini bukan nya karya nya..tapi tolong digaris bawahin...ADALAH MORAL SI PENULIS BAIK ITU ANDREA HIRATA MAUPUN ROXANA...yg masing masing mengKLAIM dirinya :
1.ROXANA mengaku pernah menikah yg SAH dengan ANDREA terus perkawinannya dibatalkan...bukan dengan surat perceraian...sepengetahuan saya orang yg telah menikah trus tidak sesuai lg dengan perkawinannya...akan diadakan perceraian dan mendapatkan surat cerai...setuju gak menurut saya...!!??, versinya ANDREA...andrea BUJANGAN...kayanya gak perlu kita bahas bujangan itu seperti apa..!!???setuju gak...!!!???

2. kalo soal LP fiksi dan non fiksi...sebenar kita udah tahu...di label buku dinyatakan LP itu NON FIKSI...oleh penerbit...,sepengetahuan saya setiap buku yg akan disebar luaskan ato diterbitkan...itu akan ada persetujuan dan akan ada tanya jawab ke PENULISNYA...dalam arti buku ini akan diterbitkan sebagai cerita FIKSI atau NON FIKSI...setuju gak !!!???

3.versi ROXANA laskar pelangi adalah ceritanya dia...versi ANDREA LP karyanya ANDREA...

cukup 3 aja ya sebagai gambaran...masih banyak kalo kita jeli peasan pesan yg ada di buku B3W...tp saya tidak mungkin menulis ini satu persatu..kebaaanyakan...heheehe..

sehingga menjadi suatu pertanyaanlah dari 3 yg saya bahas tadi...tangung jawab suatu moral kita sebagai anak bangsa...
1. seandainya kalian menikah dengan sah pada seseorang..terus dalam perkawinan anda...mendapat suatu kasus...terus pengadilan membatalkan suatu perkawinan...bukan percerain selayaknya perkawinan...APAKAH ANDA AKAN MELEGALKAN CARA ITU...!!!???
2. seandainya cerita LP adalah karya anda dan cerita kehidupan anda...trus saya curi cerita itu...sehingga saya menjadi terkenal dan anda saya campakkan...gimana perasaan anda...!!!??
3. seandainya cerita itu FIKSI...kalo saya pribadi saya merasa di bo'ongin dunk oleh PENERBIT DAN PENULIS...alangkah indahnya suatu karya kalo tanpa ada kebo'ongan...betul dan setuju gak...,JADI KESIMPULANNYA MOHON DIJAWAB DULU PERTANYAAN SAYA APAKAH ANDA MELEGALKAN SEGALA CARA DEMI POPULARITAS, KEKAYAAN DLL...SELAMAT MENJAWAB...hehehehe...

ini slalu dan selalu...saya tekankan bukan kita bahas suatu karya tapi KE MORAL sang PENULIS...dan moral anak bangsa...

ini selalu saya tekankan juga terlepas sapa yg benar baik ANDREA and ROXANA...jujurlah KAMU sebagai anak bangsa...

semoga yg baca komen ini...apa yg sebenarnya yg diangkat dari komen komen saya sebelumnya...


ded

Anonymous said...

@jenny and shuni...

kalu saya membaca komen komen kalian berdua...kalian pembela ANDREA HIRATA seutuhnya...heheheh...ya gak seh...apapun hasilnya seandainya andrea salah anda akan tetap membenarkan MORALnya...hahaha...

trus terang saya pengemar karya andrea kaya kalian juga...tapi setelah terbitnya BIANGLALA 3 WARNA dan membacanya...LP menjadi masalah...gitcu loh ceritanya...ehheehe...

saya hanya bisa membayangkan...seandainya apa yg dikatakan ROXANA dibuku BIANGLALA 3 WARNA..." BENAR ADANYA ",menurut kalian itu menjadi problem gak...!!!???, tentang MORAL seorang TOKOH...,mencuri, menipu, berbo'ong, sampai sampai membatalkan suatu perkawinan...!!!??,kalo kalian tidak mempersalahkan masalah itu kalian artinya ME-LEGAL-KAN...cara itu heheheh...

jadi kita disini mebahas pesan apa yg ada di bianglala 3 warna...BERBOHONG GAK ROXANA...kalo roxana berbo'ong kita sumpain yuk roxana jadi MONYET...tapi gmana kalo ANDREA yg BERBOONG dan ROXANA yg BENER...mau gak kita nyumpain ANDREA menjadi MONYET...!!???xixixixi...

kalo mengomentari tentang...tokoh tokoh yg telah ditampilkan di TV oleh andrea...biarlah pihak roxana menurut saya...pastilah pihak roxana akan menampilkan juga...lebih bagus lagi bu muslimah yg hadir...iya gak setuju gak...cuman waktulah membuktikan itu semua...heheehe...kitakan hanya melihat se orang publik vigur ato tokoh...siapa seh yg jujur dan siapa seh yg boong...yah nggak seh...!!!???, gampangannya seperti itulah gambaran saya...

trus...apalagi yah...kalo saya melihat LP VS B3W...o iya ini bukan urusan pribadi lagi...antara andrea sama roxana...ini udah masuk ke rona hukum...salah satunyalah gampangannya pencemaran nama baik....ini seh menurut pengamatanku...coz LP dan B3W udah beredah...seru kan...!!!???

ok, aku rasa gitu aja gambatrannya buat shuni and jenny...jadi kita tidak akan membahas lg tentang novel LP itu bagus banget...saya dan semua yg berkomentar disini setuju LP APIK BUANGET AND BELITONG ITU INDAH BANGET...yg kita bahas hanyalah...BENAR GAK APA YG DIBILANG DI BIANGLALA 3 WARNA...!!??kalo bener artinya ANDREA SEORANG PENIPU PUBLIK...kalo salah ROXANA PENIPU PUBLIK AND MENCARI SENSASI...DAN MENJADI ORANG YG PALIK IRI SEDUNIA...BETUL GAK...!!!???

jadi komen komen saya ini tidak memihak pada andrea dan roxana...saya hanya mengacu pada novel BIANGLALA 3 WARNA...seandainya B3W benar adanya...bagaimana tanggung jawab moral andrea dan kita sebagai anak bangsa...!!!???,kalo salah gak perlu kita bahas...udah pasti umpatan dan makian yg roxana akan dapat...setuju gak...!!!???, jadi kita bahas sebenarnya SEANDAINYA VERSI ROXANA YG BENER...apa tanggapan kalian...tentang pembatalan perkawinan, cerita dicuri, keboongan buk muslimah didepan TV dll...

semoga lebih pahamlah apa yg saya sampaikan...dari komen komen sebelumnya sampai komen ini...,jujur walaupun saya pengemar karya andrea h...tp kalau urusan moral dan pesan moral yg disampaikan saya se NETRAL mungkin...

buat bang andrea...jujurlah padaku...yg HAK bilang HAK...yg BATHIL bilang BATHIL...

buat mbak roxana...jujurlah padaku...yg HAK bilang HAK...yg BATHIL bilang BATHIL...

ded

automidori said...

Aku membela Andrea Hirata seutuhnya? Maaf, Anda sangat keliru. Pantesan nggak nyambung aja yah. Hahaha.

Jenny juga nggak bilang membela Andrea Hirata tuh.

Coba, coba, Mas/Mbak Ded, bacanya dengan hati tenang... ;-)

Anonymous said...

sekilas info....

FIKSI..
biasanya dibuku, senetron maupun film...akan menyebutkan sesudah ataupun sebelum senetron maupun film itu diputar...pasti akan menuliskan " cerita ini hanyalah fiksi belaka...kalaupun ada kesamaan tempat, pelaku dan tokoh...itu hanya kebetulan belaka (saja)..."

NON FIKSI ATAU MEMOAR...
cerita ini adalah kisah nyata atau kisah ini diangkat dari kisah nyata...baik pelaku, tempat, tokoh adalah kejadian yang sebenarnya....

jadi dipahami dulu apa itu FIKSI dan NON FIKSI...

ded

Anonymous said...

hehehe...,yah udah kalo emank kalian bukan pembela andrea...coba dech shuni jawab pertanyaanku...setuju gak seandainya andrea boong...apa yg di klaim kan roxana bener...shuni andrea MONYET...and komentar dunk pertanyaanku...seandainya ROXANA bener...!!!???, apa lagi kamu sebagai wanita mendapatkan kasus seperti itu...

nyambung gak maksud dari dulu aku tulis komen di postingmu...aku hanya butuh jawabanny...!!!???,aku butuh jawabannya dan bicara MORAL tentang penulisnya...kalian bahas yg lain...makanya gak nyambung yah...heheheh...sekarang di jawab dunk dan dibahas dunk tentang MORAL anak bangsa...hahahaha...

selamat menjawab...

ded,

automidori said...

Ded:

Aku sebagai wanita, bagaimana tanggapanku sudah pernah aku tulis di salah satu komenku.

Tentang moral penulis juga sudah aku ungkapkan panjang lebar di dalam komen-komenku. Katanya Anda suka baca. Pasti mudahlah untuk memahami apa yang aku tulis di komen-komenku itu.

automidori said...

Ded lagi:

Terima kasih atas keterangan fiksi dan non fiksi-nya.

Anonymous said...

Bahwa perkawinan bisa dibatalkan adalah legal ((UU Perkawinan / UU No.1 1974 ) sepanjang memenuhi persyaratan pembatalan atau bisa juga batal demi hukum...

Anonymous said...

Kalau cerai statusnya jadi duda/janda. Kalau dibatalkan atau batal demi hukum perkawinan itu jad tidak pernah ada, jadi statusnya Bujang Benar.

automidori said...

Terima kasih atas informasinya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Anonymous said...

kalo disebut kisah nyata, terlalu kurang pas, karena hanya ditulis oleh seorang yang sangat subyektif tanpa referensi dari orang-orang disekelilingnya pada masa itu. bukankah banyak saksi hidup yang masih bisa ditemui? apalagi ketika difilmkan, sutradara juga ga coba2 cari referensi pendukung di belitong, pokoknya kurang representatif bila dikatakan kisah nyata. mereka yang menjadi pelaku sesungguhnya pada masa itu tidak dimintai referensi, akhirnya filmnya makin jauh dari fakta kebenaran. hargailah mereka, carilah mereka, ajaklah bicara mereka, jangan biarkan hati mereka tersakiti hanya oleh cerita yang seolah-olah "kisah nyata", atau nyata-nyata direkayasa. anonymous. tq.

Anonymous said...

Menurutku ini hanya novel.di bukunya jga ada tulisan novel walaupun kecil.Kalau tidak salah penulisnya juga pernah mengatakan "inspired by....."Jadi wajarlah kalau ada dramatisir disana sini supaya pembaca selalu ingin membalik halaman berikutnya dengan segala imajinasi dan emosinya masing2.Disinilah letak kecerdasan seorang penulis yang mampu mencampur-adukkan perasaan pembaca sehingga apa yang dibaca terkesan nyata.tx

Anonymous said...

Bisa juga beberapa bagian terinspirasi dari fakta tapi karena menjadi novel pastilah ada "bumbu2" disana sini agar alur cerita tidak datar.Kalau sepenuhnya fakta artinya otobiografi.Tapi apapun itu bagiku tetap saja karya2 AH tetap enak dibaca dan menghibur.tx

Anonymous said...

Anonymous March 7,2011@:Dalam buku Dibalik layar Laskar Pelangi oleh Rita Triana Budiarti. disana disebutkan bahwa sutradara,produser serta team yang terkait juga melakukan riset di Belitong, memang yang didatangi mungkin hanya Bu Muslimah.Masih menurut buku itu juga informasi dari Bu Mus itulah yang dikembangkan versi filmnya.Bahkan q pernah baca ( lupa kapan ) ada mantan pejabat di Belitong sana yang merasa tokoh Zulkarnain itu adalah ayah beliau setelah nonton filmnya.Ketika ada yang bertanya kenapa namanya tidak disebut aslinya?Yaa namanya juga "bukan film biografi" pastilah ada variasi sesuai teori yang mereka dapat waktu kuliah dulu.Kalaupun beberapa bagian itu nyata mungkin,tapi ini film yang di adaptasi dari novel,sedang novelnya itu sendiri inspireby....(kata penulisnya).Jadi wajarlah kalau tidak 100% sesuai dengan kenyataan.Pembaca membuat film sendiri dalam kepalanya sedang film menuangkan tulisan dalam gambar tentu saja sudut pandangnya berbeda.Q netral aja karena sejak awal sudah menganggap itu hanya novel.mohon ma'af kalau ada kata2 yang tidak berkenan.tx

Anonymous said...

Bukannya AH sedang mengembangkan tehnik penulisan cerita fiksi ditulis degan cara non fiksi eh terbalik ya, non fiksi tehnik penulisan fiksi .Begitulah kira2 pokoknya saling bolak balik gitu.Makanya ketika mantan pejabat itu mendengar dialog antara tokoh Harfan (sebenarnya Ayah Bu Mus) dan Zulkarnain (Ayah beliau )dasarnya ,satu2nya orang yang sekolah di Yogya kecuali Ayah Bu Mus pada masa itu adalah Ayah beliau,dan satu2nya orang yang bermobil jenis yang dipakai Zulkarnain adalah Ayah beliau.Padahal di novel itu kan tidak ada.Itulah hasil riset sutradara dan teamnya.Yang terjadi tapi tidak tertulis di novel atau tidak terjadi ditambahkan sebagai variasi dalam film.Menurut team riset ini sudah cukup Bu Mus saja sebagai nara sumber ,jadi mereka tidak mendatangi para tokoh satu persatu.Jadi menurut q baik novel maupun film bukan murni kisah nyata

Anonymous said...

Gonjang ganjing LP vs B3W biarlah waktu dan mereka berdua yang menyelesaikan kita tunggu aja.Ambil sisi positifnya terlepas dari LP itu nyata atau tidak tapi sekarang Belitung jadi terkenal dan novelnya go internasional padahal menurut Menteri PDT BELITUNG BARU SAJA DIKELUARKAN DARI DAFTAR DAERAH TERTINGGAL AWAL TH.2010. Nah lho!!!!!Q bengong luaaaamaaaaa.Jadi?????Sampai awal 2010 Belitung masuk kategori DAERAH TERTINGGA??? SUBHAANALLAAH baru tahu.Berbanggalah putra Belitung go internasional dengan segala kelebihan dan kekurangannya,karena SEMPURNA hanya milik ALLAH SWT,manusia tidak ada yang sempurna.BRAVO BELITONG.TX

Anonymous said...

Baguslah AH dan karyanya go internasional,LP dan SP juga mendapatkan penghargaan di luar negeri.Jarang2 kan ada film Indonesia mendapat banyak penghargaan di luar sebanyak LP.Bisa menembus pentas internasional aja sudah bagus apalagi memperoleh penghargaan.Luar biasa kan?Mari kita berlapang dada menerima kenyataan tanpa meributkan hal2 yang bersifat pribadi pada akhirnya nanti HAKIM YANG MAHA ADIL akan memberikan putusanNYA seiring berjalannya waktu.GOOD LUCK AH tetap berkarya.

Anonymous said...

Namanya juga film drama pastilah ada rekayasa walaupun ada bagian yang nyata terjadi.Kecuali kalau film ini biografi malah tidak boleh ada BUMBU sedikitpun karena memang 100% nyata.Ini novel dan film bukan otobiografi kan?Tapi waktu syuting karnaval salah satu tokoh asli itu ikut melihat berbaur dengan para extras dan Beliau berkomentar "kurang lebih seperti inilah suasananya waktu itu "dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu.Berarti pernah terjadi dunk karnavalnya.Ah jadi bingung sendiri q .

Anonymous said...

Beberapa waktu lalu ( kapan ya q lupa ) AH pernah bilang BACALAH KARYA SAYA JANGAN BACA DIRI SAYA gitu.Kalau g salah sebelum PB & CDG terbit.Bagaimana kalau kita mencoba menghargai keinginan AH kedepan? Tiap2 orang kan punya masa lalu dan itu menjadi tanggung jawab masing2,sekalipun menimbulkan kontroversi.Bahkan apapun yang kita perdebatkan q rasa g akan memberi kontribusi sedikitpun pada akar masalah.Karena apa?Kita ini kan sebagai PENONTON bukan PELAKU.Pasti BEDA dunk solusi dari kacamata penonton dan pelaku.tq,

Anonymous said...

Klo kita baca LP lebih dari 1X pasti ketemu hal2 yang tidak masuk akal.Nah dari hal2 yang tidak masuk akal itulah bisa diambil kesimpulan bahwa LP BUKAN MURNI KISAH NYATA..hanya novel,yang pasti dengan gaya penulisan AH yang cerdas ( menurut q ) itulah yang membuat pembaca terbius dan menimbulkan kesan kisah ini nyata.Bravo AH.Thks

Anonymous said...

Benar,banyak yang g masuk akal.Mungkin beberapa bagian pernah terjadi atw hanya terinspirasi dari moment masa kecilnya tapi tetap aja bwt q novel n film saling melengkapi.Bukan sesuatu yang mudah untuk menuangkan buku setebal itu dalam durasi waktu terbatas sampai menjadi hasil akhir yang dinikmati banyak orang dan mendapat apresiasi yang membanggakan.Perlu waktu kurang lebih 3 bulan untuk riset, 1 tahun untuk penulisan script n 4 bulanan untuk menjadikan non profesional actor anak2 Belitung bisa berakting se natural itu, terlepas dari LP NYATA ATAU TIDAK.TX

Anonymous said...

Menurut q sih g perlu kita persoalkan hal2 yang bersifat pribadi,karena itu bukan bagian yang harus menjadi konsumsi publik.Bahwa faktanya LP go inetrnasional hasil karya dari daerah tertinggal.Bukankah ini suatu kebanggaan?Mutiara muncul dari pelosok Belitong sana bisa berkelana ke sebagian penjuru dunia.Sementara ALLAH SWT menilai umat dari titik dia bertobat kedepan bukan kebelakang.Mengapa kita yang sesama umat menuntut AH n ROX mengakui sesuatu yang bukan menjadi hak kita.Biarkan sajalah privasi masing2 tertutup untuk publik.Siapa tahu keduanya sudah bertobat atas apa2 yang sudah terjadi terlanjur mengumbar aib masing2 didepan publik.Namanya juga novel sah2 aja n suka2 dia lah mau nulis apa.GOOD LUCK AH q nunggu AYAH dah terbit atw belum ya?TX

Asaz said...

mau apa pun pokoknya kisah nyata atau fiktif, buku laskar pelangi sudah banyak memberikan inspirasi buat pembaca

Anonymous said...

SETUJUUUUUU!!!!!!.

Anonymous said...

Jauh sebelum film LP dibuat Miles dah bilang klo dia TIDAK MEMBUAT FILM BIOGRAFI tapi film drama yg diadaptasi dri novel dan AH sebagai penulis MEMBERI KEBEBASAN sepenuhnya pada para pihak yang terkait untuk berkreasi.Menurut AH untuk apa dibuat film klo akan sama dengan bukunya.Jadi klo ada yg mengatakan film jauh dari kenyataan, ya pastilah kan AH g ikut campur dalam pembuatan film ini dia hanya menonton proses syuting sekali2 itupun berbaur dengan penonton lain .Bahkan sehari sebelum proses syuting dmulai AH terpana waktu melihat bangunan SDkarena team art TIDAK PERNAH bertanya satu katapun pada AH.Jadi film ini hasil riset team,pinjam foto2 tempo doeloe pada penduduk disana untuk referensi dan nara sumber.Mungkin yang merasa sebagai salah satu nara sumber ada yang terlewat tidak didatangi sehingga terkesan tidak mengadakan riset.Padahal proses panjang sebelum jadi film sudah dilalui pihak terkait.thx

Mantan Murid Muhamadiyah said...

Salut buat Roxana penulis Bianglala 3 Warna yang berani mengungkapkan kebenaran. meskipun itu pahit, Kabarnya Buku Bianglala penuh perjuangan untuk di terbitkan lantaran banyak penerbit yang tidak mau menerima naskah buku ini lantaran kebesaran Nama Laskar Pelangi..Salut juga untuk guru-guru muhamadiayah Belitong yang mau memberikan data-data untuk buku Roxana.

Anonymous said...

Sekali lagi salut untuk Roxana..Saya Heran ya di Buku LP pertama kali terbit ada ucapatan terima kasih dari Andrea untuk Roxana lantaran Membantu untuk proses Buku di awal-awal menulis LP namun setelah cetakan-cetakan selanjutnya nama Roxana hilang dari buku LP he,he,he Mungkin lantaran ada Bianglala 3 Warna

Anonymous said...

Masa sih cetakan baru g ada nama Rox disana?Emang sekarang dah cetakan ke berapa?Punya gw txcetakan 28 masih ada tuh nama Roxana.

Anonymous said...

Maaf2 salah ketik,punya gw cetakan 21 masih ada nama Rox disana.FIKSI ada di buku/novel,FAKTA ada B3W,GAMBAR ada di FILM,TEATER ada Musikal LP.Sungguh suatu hiburan yang amat sangat menarik n kompliiiiit dari pada acara tv horor n kuntil2 anak g jelas.Next,apa lagi ya?

Anonymous said...

Iya, lihatin aja tuh di gramedia. Saya punya buku pertamanya LP dan sangat penasaran dengan orang-orang yang di tulis di ucapan terima kasih itu. pingin ketemu sama mereka namun sampai sekarang belum terlaksana. Tapi sih salut juga tuh Roxana bisa menulis buku ya.

Anonymous said...

Tanpa mengurangi rasa hormat pada Rox n sama sekali tidak bermaksud merendahkan baca B3W biasa2 aja tuh,kayak baca diary.Smntra baca LP dulu emosi bisa g campur2( gado2 kaleeee).Mungkin Rox masih pemula ya.Sukses bwt Roxana,tx

Anonymous said...

Karena piawainya AH la yg bwt pembaca terbius membuat film dikepala masing2,sampai g bisa membedakan ini nyata atw imajinasi AH.Meskipun hiperbolis tpi membuat penasaran ingin membalik hal berikutnya kecuali yg benar2 kelihatan g masuk akal baru nyadar ooo ini fiksi,diskripsi tokoh2 yg lengkap,senyum2 n tertawa sendiri,sedih silih berganti,sehingga baca LP kayakna sedang nonton film.tx

Ucik Orang Bandung said...

Hal yang harus di ingat adalah ini masalah moral publik. Dimana kita melihat efek dari sebuah tulisan akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat.

Ibu Muslimah mendapatkan Penghargaan Satya Lencana lantaran suatu pernyataan mengenai kisah nyata dari sebuah Novel padahal itu hanya imajinasi hal ini terungkap ketika kita melihat Bianglala Tiga Warna Ada Photo Ibu Muslimah.

Coba kita bayangkan berapa banyak guru-guru yang seharusnya mendapatkan Penghargaan bukan lantaran Imajinasi dari sebuah. cerita ada yang menarik disini Mengenai Perjuangan pendirian Muhamadiyah itu sendiri yang seharusnya di hormati "lah Wong Kepalah Sekolah SD ini masih hidup kok.Seharusnya yang dilakukan Andrea sebagai penulis Besar berlaku Profesional jangan pernah mengabaikan Orang-orang yang telah memberikan dukungan Penuh dimasa lalu. Terutama Hormatilah Guru-guru Muhamadiyah yang sebenarnya. Sebab kebesaran Andrea tentulah terlahir dari Cerita SD ini dan Juga orang-orang yang ada disekitarnya termasuk Roxana ini.

Saya Pikir seperti LP merupakan Tulisan pertama kali Andrea Hirata seperti Bianglala Tiga warna Sama Tulisan pertama Kali Roxana. Cuman Bedanya Buku Roxana memang Kisah Nyata sedangkan LP merupakan Fiksi dimana-mana Piksi memang asik dibaca.

Jika tidak ada LP maka Tidak ada Bianglala. Kenapa itu terjadi..Lantaran Booomingnya LP membuat penulisnaya lepas kontrol di Media . Ada yang menarik semua orang bisa menulis termasuk Mbak Roxana kita ini yang keseharianya untuk menghidupi diri membuat Kue untuk di jual di Pabrik atau merajut dengan benang

Anonymous said...

Wah kalau gitu Buku B3 Bukan sekedar tulisan Diary yang diangkat ke dalam bentuk buku Melainkan symbol perlawanan Roxana tentang hukum perkawinan yang tidak adil.

Anonymous said...

Itu jg yg bwt q bingung,klu perkawinan tu dibatalkan dianggap tidak pernah ada n status hukumnys menjadi bujang lagi.Pertanyaannya bagaimana waktu yg sudah dijalani sampai saat dibatalkan,apa itu juga dianggap tidak sah,bagaimana juga klu dalam masa itu sudah punya anak?

Anonymous said...

Saya tidak bisa membayangkan jika Roxana punya anak lalu di batalkan perkawinanya, "Amit-amit deh"

Andrea yang sudah menjadi penulis Besar harus juga berbesar hati mau jujur di depan Publik.

Anonymous said...

UU Perkawinan tu kan aturan n yg bwt manusia,sebaiknya kita tanya ma Ustadz aja apa ada dlm hk Islam pembatalan perkawinan tu.

Anonymous said...

UU Perkawinan mengatur kehidupan bersosial di lingkungan masyarakat.
Jika tak ada UU Perkawinan apa jadinya Negeri ini. Jika Saya lihat di Buku Roxana ada komentar dari LBH Bandung menganai hal ini. "Wah repot ya Andrea." tapi inilah Hikmahnya jadi orang terkenal harus hati-hati jangan lupa diri he,he,he...

automidori said...

Dear All,

Terima kasih banyak atas waktu yg diluangkan untuk memberikan tanggapan dan menuangkan pendapat masing-masing di sini.

Akan tetapi, nampaknya mulai banyak komentar yang sudah tidak sesuai lagi topik yang saya tulis. Oleh karena itu, mulai sekarang, komen-komen yg isinya tidak ada hubungannya dengan posting saya, tidak akan saya "publish". Contohnya: Hal yang berkaitan dengan perkawinan Andrea dengan Roxana, dsbnya.

Saran saya, sebelum mengisi komentar, bacalah dahulu posting awal saya. Jangan hanya asal baca kata-kata "Andrea Hirata" atau "Laskar Pelangi" atau "Bianglala 3 Warna", langsung berkomentar.

Bukan saya tidak menghargai pendapat orang lain. Tetapi, saya merasa perlu memoderator topik yang ada di blog saya sendiri. Tentu masih ada forum lain dimana kita bisa membahasa tentang hubungan Andrea Hirata dengan Roxana.

Saya sendiri, dalam posting di blog ini, sama sekali tidak bermaksud membicarakan keabsahan hubungan mereka. Seperti sudah saya sampaikan beberapa kali dalam komentar saya di awal2, bagi saya, "Laskar Pelangi" adalah sebuah karya sastra yang besar. Saya mengagumi Andrea Hirata sebagai seorang penulis, seorang sastrawan. Titik. Bagi saya, Andrea Hirata bukan siapa-siapanya saya yang punya kewajiban untuk jujur tentang kehidupan pribadinya. Ada berapa banyak sih orang jujur, yang tidak pernah berbohong, di dunia ini? Apakah kalau kita jadi orang hebat barulah kita dituntut untuk jujur?

Terima kasih banyak sudah mampir di sini.

Ucik Orang Bandung said...

Terima kasih juga kepada Shuni Vashti yang tidak menghapus coment Saya, Ya.

Sepertinya Anda hanya melihat dari satu sisi kebesaran AH. kebesaran yang di Boom Oleh Media. Kemudian dalam tulisan Anda bertanya untuk apa membedah buku B3 dan apa yang telah dilakukan oleh penulis B3.

Jika kita membaca B3 maka disitu terungkap penulisnya punya Andil dalam membantu Karya Besar AH. Jadi intinya Roxana juga ikut memperjuangkan LP. Di buku LP terbitan pertama masih ada tuh nama Roxana.

Tapi yang bikin bingung kenapa bisa hadir Buku B3 ini Publik bertanya-tanya. Apa ada yang salah dengan penulis besar LP.

Terima kasih telah mampir ke Belitung Babel ya. Saya putra Babel Tinggal di Bandung tertarik dengan Fenomena LP dan B3 Di google Blog Anda mengalami kenaikan pengunjung lantaran ada tulisan mengenai Bianglala VS Laskar Pelangi hingga menggelitik saya untuk menulis..he,he,he...

automidori said...

Buat Ucik Orang Bandung:

Saya malah lahir di Bandung, besar di Jakarta, kuliah dan kerja di Bandung, balik lagi ke Jakarta sekarang. Jadi org apa, nggak jelas. Hahaha.

Jika Anda mengatakan bahwa saya hanya melihat dari satu sisi kebesaran Andrea Hirata, Anda tidak memahami apa yang saya maksud.

Sekali lagi saya katakan, tolong baca dulu posting saya. Di situ kan saya katakan "untuk apa bedah buku B3" itu dalam kaitannya dengan sebuah milis yg bertema wisata. Kalau Anda yang mengadakan bedah bukunya, lain lagi ceritanya, Bung!

Ucik Orang Bandung said...

Milis adalah ruang diskusi Internet sama seperti Blog yang di buat.

Blog Anda menjadi tempat perdebatan Andrea dan Roxana beserta karyanya Dan tampa sadar Anda membangun ruang diskusi Publik, Saya pikir ini tak ada beda dengan beda buku secara Offline. cuman disini narasumbernya dari berbagai latar belakang tak jelas.Seperti milis ruang terbuka untuk ciptakan diskusi seru kecuali jika milisnya mau sepi seperti kuburan yang terkadang memang tidak nyambung dengan Tema Wisata. "La Wong Namanya juga Internet Dunia Maya. he,he,he"

Anonymous said...

Membandingkan LP vs B3W,(q hanya orang awam.)B3W seperti curhat ketidak adilan dan yg sedang diperjuangkan untuk memperoleh keadilan itu sendiri.Sementara baca LP seperti nonton film(lagi2 ini pendapat pribadi)Klu itu kisah hidup Rox yg "dicuri"AH kykna hanya sebagian tidak semuanya.Apa ini strategi marketing dari penerbit ya?Seandainya disebutkan ini hanya novel apa mungkin tidak laku?Q rasa 50%-50% la karena memang buku ini bagus walaupun hiperbolis,untuk hiburan OK.Sayangnya terlanjur diklaim kisah ini nonfiksi.Itulah tiada gading yg tak retak,klu AH g mengaku bujang barangkali g akan ada B3W.Seperti postingan sebelumnya antara LP n B3W ini sama dengan kejadian ibu tua yang naik angkot,ide bisa datang dari mana saja terutama orang2 terdekat kita.Cerdasnya AH bisa mengembangkan sampai membius pembaca seakan-akan yg dibaca nyata adanya,n sepertnya B3W tidak memberikan pengaruh apa2 pada AH,pembaca Indonesiapun makin cerdas untuk selektif mana2 bacaan yg menarik n tidak.maaf klu ada yg tidak berkenan.tq

Anonymous said...

Setelah baca B3W,berpikir sejenak apa pesan yg akan disampaikan sehubungan dengan wisata,kykna jga tidak ada,tidak ada greget seperti baca LP bahkan B3W terkesan menggurui(maaf2,sya belum tentu bisa jga menulis).Jao sebelum LP n B3W sudah ada promosi wisata Belitung dri mantan murid SD Muhammadiyah juga.Sialnya AH kesleo lidah mengaku itu kisah nyatanya,seandainya AH mengatakan fiksi sya rasa juga g apa2 kenyataannya memang novelnya bagus dan novel memang identik dengan fiksi dan dramatisir.Sayangnya lagi AH mengatakan "itu hanya novel pasti ada unsur dramatisasi"sesudah heboh.Yaa terlambatlah.

Anonymous said...

Saya setuju apa yang dikatakan itu "Semakin besar seseorang maka seharusnya semakin bijak dalam melihat ke adaan"

Jika kita bicara strategi marketing yang dilakukan penerbit apa Mungkin Ibu Muslimah yang telah mendapatkan penghargaan Satya Lencana lantaran kisah nyata dari Andrea namun kini setelah ada B3 kenyataan itu Fiksi bagaimana tanggapan masyarakat ya. Bukankah kita tahu Ribuahn Guru di Indonesia ini yang punya dedikasi tinggi terhadap Dunia Pendidikan yang ada di Plosok-plosok desa terpencil yang seharusnya mendapatkan Penghargaan.

Kasihan Ibu Muslimah Korban Marketing dari Laskar Pelangi. Ya.

Anonymous said...

Ketika mengikuti diskusi Buku Andrea tahun 2005 Di ITB dan Bandung Indah Plaza, saya melihat ada Slide Photo - Photo Pantai Belitung yang indah Inilah pertama kali saya mengenal keindahan Pantai Belitung. Didepan Slide tersebut Andrea diskusi tentang bukunya. Yang menarik bagi saya penggabungan Diskusi Buku dengan memperkenalkan Potensi Wisata Belitung sampai saat ini saya bertanya siapa orang-orang di Belakang Andrea yang kreatif ini ya.

Anonymous said...

Ternyata saat tanya ke Ustadz dalam Islam juga ada pembatalan perkawinan selama memenuhi syarat pembatalan(dalam kacamata agama tentunya),jadi lengkaplah menurut negara n agama ada.tx

Anonymous said...

Di buku B3 juga di ceritakan mereka hidup di tiga kota. Gimana jika beda Buku LP sekaligus B3 ya. pasti seru..he,he,he

automidori said...

Bedah buku kali ya, maksudnya ;-)

Anonymous said...

@ ANONYMOUS,june 19,2011 ;Para perantau Belitung generasi AH yg ingin memajukan Belitung dengan cara mereka sendiri,2 diantaranya bersaudara dan klu g salah masih sepupu AH salah satunya memang photogrfr.Kykna yg dah sukses dirantau ni kompak ingin berbuat sesuatu untuk Belitung.Salut la bwt mereka.

irawan said...

soal penghargaan Satya Lencana untuk Bu Muslimah, salahkan pemerintah yang terlalu lebay sehingga pernhargaan bergengsi diberikan tanpa melalui riset terlebih dulu. bukankah pada saat pemberian penghargaan itu banyak intelektual yang mempertanyakannya.

jelas penghargaan itu bukan salah AH. aku justru berpendapat bahwa karya AH menyadarkan kita tentang begitu banyaknya daerah2 tertinggal yang masih kekurangan guru dan sekolah

Anonymous said...

Setujuuuu,sampai hari ini masih banyak saudara2 yang kondisinya =LP lebih buruk malah.Hrusnya pemerintah bisa membuka mata atau UUD 1945 "bahwa kekayaan yang terkandung didalam bumi ini digunakan untuk kemakmuran rakyat sisanya baru dijual, sehingga fakir miskin juga bisa dibiayai negara".Sehingga gap kaya n miskin tidak semakin lebar.