Sampai Kapan?

kamu punya segala

yang bisa didambakan seorang wanita

suami, putra-putra (yang sukses dikisahkan)

kedudukan (yang sungguh beruntung)

harta (yang cukup buat kasih makan satu perusahaan)

kepiawaian (yang tak tertandingkan gegara menang umur)

 

buat kamu tuh ya

hidup rasa kurang nikmat kala

berhenti asah keterampilan pilah kata

yang singkat tapi menghujam bukan bagai pedang

namun bagai jarum suntik

dan tersedotlah emosi, energi

 

kamu punya segala

yang bisa didambakan seorang wanita

tapi kamu tidak bahagia dengan dirimu sendiri

kamu tidak bisa menarik kerutmu

maka kamu silet pipi orang lain

sampai kapan?


yang dituakan, 28 oktober 2021

pantun Di rUMAH aja

UMAH dalam bahasa Lembak artinya "rumah". Sedangkan bahasa Lembak sendiri adalah satu dari 20 jenis bahasa Melayu yang masih bertahan hingga sekarang. Di dalam tradisi lisan Melayu yang sudah 500 tahun lebih umurnya itu, pantun digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran melalui syair yang berirama. Sungguh merinding membaca pernyataan UNESCO pada tanggal 17 Desember 2020:**

Decides to inscribe Pantun
on the Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity;

Maka, kenapa kita tidak berpantun? Berpantun dengan bahasa kita? Di rUMAH kita?




**Sumber: 

Diam Itu Bahasa

Wartawan : Kakak bisa berapa bahasa?
Si Eneng     : Yang fasih, tiga. Satu lagi, sekadar paham.
Wartawan: Dalam pengalaman dua puluh tahun, bahasa mana yang paling sulit diterjemahkan?
Si Eneng     : No comment.


[Diadaptasi dari kisah nyata, sepanjang tahun.]

Nada Getaran Senyap

si eneng dag dig dug

menunggu chat si abang

nang ning nung! bunyi!

hati si eneng bergetar

lebih kencang daripada hapenya

uhuy… romantisnya

sayang, cuma iklan dari grab

 

si eneng lelah, dan malu

pada dirinya sendiri

untung hape punya fitur senyap

fitur getarnya pun dinonaktifkan sekalian

supaya berhenti getar hatinya

pun baru tiga puluh delapan menit berlalu

si eneng cek apakah ada notif chat

 

si abang sukses di kota

“ah kini kupunya kebanggaan

untuk modal melamar si eneng.”

disusunnya skenario percakapan

dengan si eneng, lalu abahnya si eneng

dag dig dug pulanglah ia ke kampung

si eneng sudah menikah

 

[Diangkat dari kisah nyata, bertahun silam.]

Somewhere There

 and there she stood

changed uniform into

blue sleeveless blouse

obviously waiting for him


although to anybody else

he had said, "go ahead."

at that scene, he said to me

"we'll talk again later."


when the lights outside went out, june 9th 2021

chapters

everything called living

must have chapters

plants, animals, humans

 

beginning and end

are always same

it’s only how

 

while being between

beginning and end

i come to

 

turn the pages

should everyone’s chapter

be the same? 



inspired by Chapters

Christopher Robin OST


on the anniversary of J-City 2021

See You Tomorrow?

what do you call it

when you are so excited

about something

but then the person you are

so most looking forward

to tell the story to

is unavailable?


a successful choux

hollow in the inside?


1st three capital letters, May 30th 2021

Wanita yang Dicintai

Gara-gara frustrasi nggak bisa-bisa bikin dekorasi kue yang paling sederhana sekalipun, teringatlah aku pada kata-kata magis yang entah kudengar / kubaca di mana. Katanya begini: Wanita itu terlihat semakin cantik jika dicintai. Lalu kusesalilah kue bikinanku yang kucintai dengan segenap jiwa dan raga tapi ya tetap jauh benar dari cantik. 

Sebentar. Wanita itu terlihat semakin cantik jika dicintai. Lupakan spatula. Dicintai. Ini kalimat pasif. Dicintai oleh siapa? Oleh yang melihat? Ya iyalah ya. Kan katanya cinta itu buta? Kalau sudah cinta, ya cantiklah. Atau, karena cinta yang diterimanya, wanita itu terlihat cantik oleh orang-orang yang melihatnya? Ya oleh tetangga, rekan kerja, kerabat, supir angkot... ooops jangan sampai.

Ibuku. Seandainya dibuatkan definisi cantik lahiriah, pasti nggak masuk standar. Tetapi kenyataannya teman sekolahku di TK, 30 tahun kemudian mengingat ibuku yang mengajar di sekolah kami sebagai: Bu Guru yang cantik. Ibuku tertawa ketika kuceritakan ini. "Tahu apa anak TK?" Kini, di atas kursi roda sekalipun, predikat cantik tetap disanjungkan orang. 

Kursi roda. "Kamu malu nggak, dorong-dorong mama di kursi roda?" tanyanya suatu hari.

Aku tidak melihat satu alasan pun seorang anak harus malu mendorong orang tuanya di atas kursi roda. Namun, untuk kasus ibuku, aku menyesali keberadaannya di atas kursi roda. Dulu dia seperti aku sekarang, banyak yang tidak menyangka umur sesungguhnya lebih tua dari yang tampak. Sayangnya, luka yang dibawanya sejak masa kecilnya tidak pernah dia ijinkan untuk dibasuh. Semakin bertambah usia, semakin menjadi rasa haus dikasihani... ah entahlah apa namanya. Secara medis, dokter tidak menemukan penyakit apapun. Satu-satunya diagnosa yang pernah diterimanya adalah scoliosis. 

Scoliosis itu genetik, demikian yang kubaca. Nenekku, yaitu ibunya ibu, juga terlihat melengkung tulang punggungnya. Namun hidup mereka di mataku adalah hidup dua wanita yang totally different. Bagi nenekku, dapur adalah taman bermainnya. Hingga akhir hidupnya yang menjelang kepala sembilan, lantai adalah meja dapurnya. Mengupas, merajang, memotong, mengiris, menumbuk, semua dilakukan di atas lantai sambil duduk bersila. Hanya dari lakunya aku belajar: bahagia itu memasak. Sedangkan ibuku, tapas untuk mencuci gelas dan piring saja harus dibedakan. Jangan sampai keliru. Maka akupun bercita-cita punya rumah sendiri, supaya bisa masak, bikin kue, se... puasnya.

Sejauh yang kutahu, tidak pernah kudengar nenek membuat orang memberi pertolongan kepadanya dengan mengancam, "Pinggang mau patah nih!" Ketika aku sedang malas ikut pergi bersamanya, tidak pernah seperti ibu yang lalu berpesan, "Kalau mama nggak pulang, jaga papa baik-baik ya." 

Ide sekolah perhotelan ditampik sedemikian kerasnya hingga untuk membaca iklan pendaftarannya saja, hilang sudah nyaliku. Ayah diam. Setahun kemudian: "Kalau kamu suka bahasa Jepang, kenapa tidak coba daftar Sastra Jepang?"

Teman kuliahku, seperti teman TK-ku, mengatakan ibuku cantik.

Tahun-tahun terakhir ayah dihabiskan di atas tempat tidur, karena lumpuh sebelah badan. Lumpuh, karena tekanan darah tinggi. Kata orang, tekanan darah tinggi itu akibat stress. Aku sendiri sudah memilih untuk menghargai hidupku sendiri di rumah sendiri, di dapur sendiri. Kadang aku bertanya, seandainya ayah tidak lumpuh, akankah dia meninggalkan ibu? 

Kata orang lagi, orang yang hidup dalam kepahitan akan terpancar pada wajahnya. Baiklah. Mana ada wajah pahit yang cantik? Ya nggak sih?

Namun justru itulah, pada diri ibu, kusaksikan bahwa memang benar wanita itu terlihat semakin cantik jika dia dicintai. Ibuku telah dicintai oleh ayah bukan karena kesempurnaannya, dan ibuku telah menjadi cantik bukan karena keelokannya, itu pasti.



bersihkan spatulamu
sebab hidupmu berharga

menjelang akhir mei 2021

sesal

S: Jadi? Ngajarnya bagus gimanapun nggak ngaruh?

F: Nggak, Ms.


di *bucks sebelah

air mataku tumpah



tiga huruf kapital pertama, 12 Mei 2021


biarkan kularut


hari jumat, cepat datanglah
gumamnya di sampingku
andaikan ini sebuah ceramah rohani
kan kuserukan: amin!

ya! hari jumat, cepat datanglah
kukan duduk diam di bawah sepoi ac
sementara jalan tol melenggang di teras
kan kudengarkan, tanpa interupsi

ceritakanlah padaku
tentang sebuah misteri di institusi
yang berpenghuni orang-orang gila
(kata yang waras)

ceritakanlah padaku
tentang lika-liku politik bijak
presiden termuda sepanjang sejarah
di republik pencipta café

ceritakanlah padaku
tentang kopi dalam rangkai kata
yang pernah terangkat ke layar lebar
dan aku, menangis terisak ingat ayah

ceritakanlah padaku
tentang cinta berbatas takdir
milik seorang laki kepala tujuh
yang sedang melo-melonya

ceritakanlah padaku
tentang konflik di sebuah negeri
yang patungpun diledakkan
atas nama agama

ya! hari jumat, cepat datanglah
misteri dan politik
kopi dan cinta
percuma saja diterjemahkan

berceritalah padaku, dalam buku demi buku
sebelum bapaknyo kubuatkan patungnya
dan kuledakkan
(ingin benar rasanya)


di tanah konflik, 4 Mei 2021





King, Stephen. 2019. "The Institute."
Macron, Emmanuel. 2017. "Revolution."
Lestari, Dee. 2021. "Filosofi Kopi."
Rogers, Paul Brinkley. 2016. "Please Enjoy Your Happiness."
Oktorino, Nino. 2020. "Afghanistan 1979-89."

Kisah Seorang Guru di Pabrik

for my teachers: Astrid & Aldi, who have successfully make me break a promise with myself


mobilku tersendat di ruas jalan tol

tepat di belakang pabrik tiga

ah, desahku pada diri sendiri

mirip benar dengan kisahku menjadi guru

 

padahal, aku tidak minta pamrih

tenaga dan dana kukerahkan

hanya karena cinta

pada kerja seorang guru

 

justru itulah! pak sopir menengok ke belakang

karena masih juga macet jalannya

justru kenapa, pak?

dibetulkannya letak kacamatanya

 

semakin rumit birokrasi, semakin tinggi pamrih

semakin tinggi pamrih, semakin luntur cinta

semakin luntur cinta, semakin tak rupawan

semakin tak rupawan, semakin tinggi egonya

 

mobilku melaju maju, pelahan

kutoleh ke kiri masih saja pabrik tiga

demikian luas dan megahnya

hingga jarak tak mengubah pandang


di tanah perbatasan,

satu hari sebelum 7 April 2021

waktu


matahari di cakrawala

kepompong di dahan

kuncup bunga dalam pot

bayi dalam gendongan

waktu, merubah bentuk

 

langit senja di lepas pantai ketika berlibur

langit senja di jalan tol ketika pulang kerja

teman masak yang ketemu sebulan sekali

teman kerja yang duduk semeja

waktu, merubah rasa

 

tujuh hari fana minggu ini

tujuh hari, fana, minggu lalu

tetapi, tanpa hari yang menjadi minggu

 

matahari di cakrawala tidak akan dinanti

kepompong di dahan cuma daun kering

kuncup bunga dalam pot bukan lagi kuncup

bayi dalam gendongan malah merepotkan

karena waktu berhenti tidak berubah

 

waktu, membentuk kata

sering dan jarang

lumrah dan istimewa

bosan dan rindu

sesuai rasa, karena waktu tidak berubah

 

tetapi, merubah semua


jakarta, bulan kedua tahun kedua pandemi

2021