pantun Di rUMAH aja

UMAH dalam bahasa Lembak artinya "rumah". Sedangkan bahasa Lembak sendiri adalah satu dari 20 jenis bahasa Melayu yang masih bertahan hingga sekarang. Di dalam tradisi lisan Melayu yang sudah 500 tahun lebih umurnya itu, pantun digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran melalui syair yang berirama. Sungguh merinding membaca pernyataan UNESCO pada tanggal 17 Desember 2020:**

Decides to inscribe Pantun
on the Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity;

Maka, kenapa kita tidak berpantun? Berpantun dengan bahasa kita? Di rUMAH kita?




**Sumber: 

Diam Itu Bahasa

Wartawan : Kakak bisa berapa bahasa?
Si Eneng     : Yang fasih, tiga. Satu lagi, sekadar paham.
Wartawan: Dalam pengalaman dua puluh tahun, bahasa mana yang paling sulit diterjemahkan?
Si Eneng     : No comment.


[Diadaptasi dari kisah nyata, sepanjang tahun.]

Nada Getaran Senyap

si eneng dag dig dug

menunggu chat si abang

nang ning nung! bunyi!

hati si eneng bergetar

lebih kencang daripada hapenya

uhuy… romantisnya

sayang, cuma iklan dari grab

 

si eneng lelah, dan malu

pada dirinya sendiri

untung hape punya fitur senyap

fitur getarnya pun dinonaktifkan sekalian

supaya berhenti getar hatinya

pun baru tiga puluh delapan menit berlalu

si eneng cek apakah ada notif chat

 

si abang sukses di kota

“ah kini kupunya kebanggaan

untuk modal melamar si eneng.”

disusunnya skenario percakapan

dengan si eneng, lalu abahnya si eneng

dag dig dug pulanglah ia ke kampung

si eneng sudah menikah

 

[Diangkat dari kisah nyata, bertahun silam.]

Somewhere There

 and there she stood

changed uniform into

blue sleeveless blouse

obviously waiting for him


although to anybody else

he had said, "go ahead."

at that scene, he said to me

"we'll talk again later."


when the lights outside went out, june 9th 2021